Psikolog Anna Vedel dari Aarhus University di Demark melakukan penelitian pada 13.389 siswa untuk melihat korelasi kepribadian dengan jurusan yang diambil saat kuliah. Penelitian ini mendasarkan pada model lima besar kepribadian yakni neurotisme, ekstraversi, terbuka (openness), agreeableness (mudah bersepakat), dan conscientiousness (hati-hati).
Neurotisme, dikutip dari Independent, dikaitkan dengan karakteristik murung, lekas marah dan ketidakstabilan emosional. Vedel dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal 'Personality and Individual Differences', mengungkapkan mahasiswa seni dan humaniora mencatat angka yang tinggi secara konsisten di sini bila dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Mahasiswa jurusan psikologi dilaporkan berada di posisi kedua. Sementara mahasiswa jurusan ekonomi dan bisnis rata-rata skornya lebih rendah di sini.
Ekstraversi ditandai dengan sosialisasi dan ketegasan. Nah, mahasiswa jurusan ekonomi, hukum, ilmu politik dan pra-kedokteran mencetak angka lebih tinggi dibandingkan mahasiswa seni dan humaniora, serta siswa jurusan lainnya. Dari sini bisa terlihat sepertinya pengacara dan dokter adalah orang yang senang berada di tengah orang lain dan mudah berteman.
Kepribadian terbuka cenderung menyukai kreativitas dan memiliki ketertarikan yang luas. Mahasiswa jurusan humaniora, seni, psikologi dan ilmu politik rata-rata memiliki poin yang tinggi ketimbang lainnya. Mereka yang belajar ekonomi, teknik dan hukum memiliki angka yang lebih rendah.
Orang dengan kepribadian agreeableness dicirikan dengan sifat dapat dipercaya dan tanpa pamrih. Studi menemukan mahasiswa jurusan hukum, bisnis dan ekonomi memiliki skor yang jauh lebih rendah ketimbang kelompok yang lain.
Sedangkan kepribadian conscientiousness dicirikan dengan sifat yang terorganisir, fokus dan menyeluruh. Nah, untuk ini, mahasiswa seni dan humaniora secara konsisten skornya lebih rendah ketimbang jurusan lainnya. Temuan ini seolah mengamini stereotip bahwa mahasiswa seni dan humaniora cenderung bebas dan merupakan sosok yang kurang terorganisir.
Vedel menyebut penelitian tersebut mungkin bisa membantu para siswa sekolah menengah untuk memutuskan jurusan apa yang akan diambil saat kuliah. "Saya tidak mengatakan hasil ini memainkan peran utama baik dalam bimbingan ataupun seleksi, tapi mungkin bisa memberikan inspirasi para siswa yang sedang ragu dengan pilihan studinya," kata Vedel sembari mengatakan siswa mungkin bisa melihat studi ini dan kemampuan yang dimiliki sebelum memilih jurusan. Demikian dikutip dari MailOnline dan detikHealth, Rabu (3/2/2016).